MENJADI KHALIFAH DI BUMI

Disini kita coba mengambil inspirasi dari Al-Quran bagaimana sikap kita terkait pemilihan pemimpin.

Kita petik dari Surah Al-Baqarah 29-38

  1. Penciptaan Bumi dan langit

 

Allah menciptakan bumi dan seisinya semuanya untuk kamu. Kemudian Dia meninggikan langit menjadi 7 lapisan. Dan Allah maha Tahu akan segala sesuatu. Manusia hanya mengkaji dan meneliti tentang teori penciptaan langit dan bumi. Sehingga muncul banyak sekali teori2 tentang itu. Antara lain teori bigbang. Menurut model ledakan dahsyat, alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang

Kalau merujuk QS Al Anbiya 30 Allah juga menceritakan bahwa bumi dan langit dulunya adalah satu kemudian Allah pisahkan antara keduanya.

 

  1. Pemilihan pemimpin / Khalifah di Bumi

Ketika Bumi dan langit telah diciptakan, maka Allah perlu menunjuk khalifah sebagai pengelola bumi yang telah Allah ciptakan.

  1. Jangan menjadi/memilih pemimpin yang otoriter

Ketika kita menjadi seorang Pemimpin atau memilih seorang pemimpin, maka jangan menjadi pemimpin yang otoriter, karena Allah disini mengajarkan untuk selalu melibatkan dan mendengar pendapat orang lain dalam mengambil kebijakan atau keputusan

  1. Jangan menilai seseorang hanya dari sisi negatifnya.

Ketika kita mencari kesalahan orang lain tentu bisa ribuan kesalahan yang bisa kita cari. Saya berdiri disini selama sepuluh menit setiap orang tentu bisa mencari minimal 5 kesalahan x berapa orang. Maka tak heran muncullah black campaign di Media, Tv dan media sosial dengan mengungkap kesalahan2 calon2 pemimpin kita, kita korek2 masa lalunya, kita preteli aibnya. Padahal Setiap orang tentu punya kelebihan likulli syaiin maziyyah. Dan Allah menegaskan di akhir Ayat bahwa Allah lah yang lebih tau dari pada kalian. Bisa jadi yang kalian pandang buruk tapi baik di mata Tuhan.

 

  1. Ilmu adalah kunci penting menjadi khalifah

 

Setelah Allah menetapkan Adam menjadi Khalifah, maka Allah mengajarkan Asma’ seluruhnya kepada Adam. Asma’ disini saya fikir tidaklah semata2 hanya nama2 benda. Ini pohon, ini gajah, ini planet dll. Tapi lebih kepada ilmu yang dapat mengantarkan Adam menjadi Khalifah yang dapat mengelola bumi ini sesuai dengan yang Allah gariskan.

Disinilah titik kuncinya, dengan ilmu ini maka seorang manusia pantas menjadi khalifah, karena tidak sama orang yang berilmu dengan tidak berilmu “hal yastawil ladzina ya’lamun walladzina la ya’lamun. Orang yang berilmu Allah angkat derajatnya sedangkan orang yang tidak berilmu maka mereka itu seperti hewan seperti yang digambarkan Allah di QS Al-A’raf 179

Maka pilihlah pemimpin yang memiliki ilmu yang luas dan Cerdas. Cerdas Intelektualnya, emosionalnya, dan tentu cerdas spritualnya.

 

  1. Allah yang lebih Tahu, kita hanya menganalisa

 

  1. Pemaparan Visi

 

Maka kemudian setelah dibekali ilmu yang cukup maka Adam diberikan kesempatan untuk memaparkan visi misinya di depan para Malaikat. Belajar dari sini maka kita coba fahami dan tentukan dengan cermat mana visi dan misi dari presiden ini yang lebih bagus demi kepentingan Negara dan masyarakatnya. Jangan tertipu dengan pencitraan. Apalagi hanya demi uang 20 ribu.

 

  1. Kepatuhan kepada Pemimpin.

 

Dan ketika pemimpin sudah terpilih, maka sikap kita adalah untuk senantiasa untuk patuh dan taat kepada pemimpin kita. Selama pemimpin tersebut berjalan sesuai dengan garis yang Allah tetapkan. Hai Orang2 yang beriman taatilah Allah, Rasul dan Ulil Amri minkum.

Dan jangan mengikuti Langkah iblis yang Aba (enggan) tak mau patuh, ingkar, pembelot dan istakbar (merasa besar) merasa dirinya lebih hebat dari orang lain, merasa lebih pintar, merasa lebih segala2nya dari orang lain.

 

  1. Mewujudkan Iklim surga di bumi.

Maka tugas Khalifah adalah mewujudkan kehidupan bersurga di Bumi ini. Terpenuhi segala fasilitas, Makmur, sentosa dengan tidak melanggar rambu-rambu dan norma2 Allah.

 

  1. Waspada terhadap musuh.

 

Dalam kehidupan ini banyak sekali musuh yang suka menggerogoti, mencari untung demi kepentingan diri sendiri dan golongan. Maka waspada dan hati-hati. Jangan sampai terperdaya.

 

  1. Melakukan Perubahan ke arah yang lebih baik

Manusia tidak bisa luput dari kesalahan, untuk itu selalulah belajar dari kesalahan dan terus menerus bergerak ke arah perubahan yang lebih baik.

 

  1. Ikuti Petunjuk agar tidak tersesat

 

Untuk menjadi orang-orang yang survive maka jangan pernah jauh dari petunjuk Allah. Seperti doa yang senantiasa kita panjatkan “ihdinas shirotol mustaqim” senantiasa berjalan di jalan yang lurus supaya tidak mendapatkan murka Allah (ghairil maghdubi alaihim) dan supaya tidak tersesat (walad dhollin)

 

Inilah sekedar inspirasi yang dapat kita petik, mudah-mudahan kehidupan kita senantiasa tetap di ridhai Allah, dan negeri kita menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur. Amin

Tinggalkan komentar