PANGGILAN TUHAN YANG TERABAIKAN

 

Hari ini adalah hari pertama keberangkatan Kloter pertama jamaah Haji Indonesia akan diberangkatkan, dan Insya Allah hari Selasa Tanggal 25 Agustus 2015 kita juga akan melepas saudara, tetangga, keluarga kita Jamaah Haji kota Binjai untuk menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu Ibadah Haji. Sesuai dengan perintah Allah

“‏ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ البَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ العَالَمِينَ ” ‏(‏ آل عمران‏:97)‏.

Dan Allah telah menetapkan kepada Manusia untuk menunaikan haji ke Baitullah, bagi siapa yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya. Dan barang siapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya terhadap seluruh alam.

Para ulama telah banyak berbicara tentang definisi dari istithoah (mampu). Mampu secara ekonomi, fisik, ilmu, kesehatan dll. Tetapi permasalahannya adalah tidak ada standar umum untuk mendifinisikan istithoah tersebut, semua terpulang kepada individu kita masing-masing, mau pakai standar iman atau standar nafsu.

Karena kalau kita lihat, Jamaah haji yang berangkat tidak semuanya adalah orang-orang kaya, banyak sekali mereka-mereka yang mohon maaf penghasilannya dan pendapatannya yang hanya pas-pasan, ada tukang bubur naik haji, tukang bakso, tukang becak, tukang cendol naik haji, tetapi mereka meniatkan diri dengan bersungguh-sungguh dengan cara mengumpulkan receh demi receh, ribuan demi ribuan, membagi penghasilannya yang Cuma sedikit untuk bekal tabungan haji. Dan berapa banyak mereka yang diberi rezeki yang cukup oleh Allah bahkan berlimpah, mampu beli rumah dengan harga ratusan juta bahkan miliaran, mobilnya mewah, sanggup melancong ke eropa, singapore, australia tapi tidak sanggup untuk mendaftarkan dirinya untuk berangkat haji ke Baitullah.

Maka cuma kita yang bisa menilai standar istithoah yang kita pakai apakah standar Iman ataukah standar nafsu. Jika pakai standar Nafsu maka harta kita tidak akan pernah cukup untuk memenuhi panggilan Allah. Kita mengulur-ngulur waktu seolah kesempatan kita masih panjang. Kita sibuk mengumpulkan harta untuk beli tanah dan rumah, setelah rumah ada kita kerja siang malam untuk beli mobil, setelah ada mobil kita kerja keras lagi untuk pendidikan anak-anak, mencarikan pekerjaan untuk mereka, menikahkan mereka.. dst. sampai kita tidak sadar umur sudah semakin tua, badan sudah mulai sakit-sakitan, uang habis untuk berobat sementara penghasilan sudah jauh berkurang. Dan kita pun sudah semakin jauh dari definisi istithoah, harta habis, fisik lemah, panggilan Allah pun terabaikan.

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ* حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

Kalian telah lalai dengan sibuk menumpuk-numpuk harta, teruuu….ssss mengejar harta sampai kalian singgah ke liang kubur.

Mungkin kita harus tinjau ulang keislaman kita ketika Allah sudah memberikan rezeki yang cukup kepada kita, tetapi kita masih belum siap memenuhi perintah Allah.

مَنْ مَلَكَ زَادًا وَرَاحِلَةً تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيْتِ اللَّهِ وَلَمْ يَحُجَّ ، فَلَا عَلَيْهِ أَنْ يَمُوتَ يَهُودِيًّا، أَوْ نَصْرَانِيًّا،

Barang siapa yang memiliki bekal untuk kesempatan untuk berangkat ke Baitullah dan dia tidak berhaji, maka tidak ada pilihan lain ketika dia mati kecuali mati seperti orang Yahudi atau Nasrani.

 

Kalau Allah sudah memanggil kita sebenarnya tidak ada istilah belum siap.

إنما كان قول المؤمنين إذا دعوا إلى الله ورسوله ليحكم بينهم أن يقولوا سمعنا وأطعنا وأولئك هم المفلحون

Sesungguhnya Tidak ada jawaban lain bagi orang yang beriman ketika dipanggil oleh Allah dan RasulNya kecuali berkata Kami dengar dan kami patuh, mereka itulah orang yang beruntung.

Dalam hidup ini Allah memanggil kita sebanyak tiga kali panggilan untuk bertemu dengan Nya. Panggilan pertama melalui para Muadzin di Masjid untuk datang ke rumah Allah dan bertemu denganNya melalui sholat berjamaah di Masjid.

Panggilan kedua melalui Nabi Ibrahim untuk bertamu ke Baitullah mengerjakan haji

قوله تعالى : وأذن في الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فج عميق

Dan serulah Manusia untuk menunaikan ibadah haji, mereka akan datang dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta yang kurus, mereka akan datang dari berbagai penjuru yang jauh.

Panggilan Allah yang ketika akan dititipkan melalui malaikat Izrail.

قل يتوفاكم ملك الموت الذي وكل بكم ثم إلى ربكم ترجعون

Katakanlah kalian akan diwafatkan oleh Malaikat Maut yang diwakilkan kepada kalian, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kalian akan dikembalikan.

Maka sahutilah panggilan pertama dan kedua, sebelum panggilan yang ketiga datang, karena jika Izrail sudah bertamu maka tidak ada yang sanggup untuk mengusirnya.

Mulai hari ini marilah kita kuatkan niat untuk dapat memenuhi panggilan Allah untuk berhaji, tapi niat saja belumlah cukup, azamkan tekad kita dengan membuka tabungan haji, setorlah berapa saja rezeki yang kita punya, ada sejuta setorkan sejuta, ada 500 ribu setorkan, ada 100 ribu setor. Dan berdoalah kepada Allah agar Allah mencukupkan harta kita agar bisa berangkat ke tanah suci memenuhi perintah Allah. Wa idza azamta fatawakkal ala llah.

Mudah-mudahan Allah memudahkan segala urusan kita, melancarkan usaha kita, memberikan rezeki yang baik dan barokah kepada kita, memantapkan keimanan kita, dan pada tahun tahun yang akan datang kita dapat menyusul saudara-saudara kita untuk berangkat menunaikan ibadah haji.

KHUTBAH IDUL FITRI : KONSISTENSI TAQWA PASCA RAMADHAN

KHUTBAH IDUL FITRI
KONSISTENSI TAQWA PASCA RAMADHAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله الله أكبر ولله الحمد
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ كَتَبَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ الصِّيَامَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأَنْزَلَ فِيْهِ الُقُرْانَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْـدَهُ لاَ شَـرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَّلِّ وسلم عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَأَصْـحَابِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى اخِرِ الزَّمَانِ، أما بعد: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا اللهَ فَقْدْ فَازَ الْـمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قـَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي الْـقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ:

Maasyiral Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah :
Hari ini adalah hari kemenangan buat kita Umat Islam, karena hari ini kita Insya Allah telah lulus dan diwisuda dari Universitas Ramadhan, dengan gelar Muttaqin. Dengan memetik pelajaran yang banyak, pelatihan yang kontinu, ujian yang berat, semua kita lalui dengan penuh kesabaran, kegigihan, ketekunan dan keikhlasan karena Allah. Namun nilai kelulusan setiap orang tentu berbeda satu dengan yang lainnya, Pengumuman hasil kelulusan dan Nilai Raport dari Ketaqwaan kita bisa dibaca dalam Al-Quran 2: 1-5. Continue reading →

TANDA-TANDA ORANG YANG BERTAQWA

 

Kunci untuk mendapatkan keampunan dan Surga
Adalah mustahil rasanya bercita-cita untuk mendapatkan surganya Allah SWT jika belum memperoleh keampunan dariNya. Disebabkan manusia tidak boleh tidak dan pasti melakukan dosa dan kesalahan baik terhadap Allah juga kepada manusia. Untuk itulah Allah memerintahkan agar segera menggapai ampunannya agar cita-cita atau mimpi untuk masuk surga itu bisa terwujud.

Allah SWT berfirman dalam Surat Ali’Imran Ayat 133-135:

dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Kunci menuju keampunan Allah dan surga itu diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa, yang ciri-ciri mereka Allah jelaskan pada ayat berikutnya :

  1. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Continue reading →

KAJIAN TAFSIR SURAH AL-FURQAN (25): 63-77

KAJIAN TAFSIR SURAH AL-FURQAN (25): 63-77

Pada Surah Al-Furqan ayat 63-77 menggambarkan, bahwa ada sebelas sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Menurut Allah, orang-orang beriman yang memiliki sebelas sifat tersebut memperoleh gelar ibadurrahman, yaitu hamba-hamba Allah yang akan mendapatkan rahmat yang paling besar di sisi Allah SWT. Rahmat-rahmat Allah yang paling besar tersebut yaitu kedudukan atau derajat-derajat yang paling tinggi yang diperoleh oleh mereka di surga kelak.

Orang-orang yang beriman itu harus melaksanakan seluruh kewajiban yang diwajibkan oleh Allah kepada mereka. Apabila mereka melalaikan kewajiban-kewajiban tersebut, maka mereka akan mendapatkan siksaan yang amat pedih dari Allah SWT. Sebaliknya, apabila mereka menunaikan kewajiban-kewajiban yang diberikan tersebut, maka mereka akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Sifat-sifat yang dikemukakan di sini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman setelah menunaikan berbagai kewajiban yang diwajibkan kepada mereka. Seperti yang termaktub pada Surah al-Furqaan ayat 63-77, sebelas sifat yang dimaksud tersebut adalah:

Pertama, sifat tawadhu’. Continue reading →

RAHASIA SUKSES MENURUT AL QUR’AN


Setiap Insan pasti mendambakan kesuksesan dalam hidupnya, sukses dalam pekerjaan, sukses dibidang akademis, sukses dalam percintaan, dsb. Kita juga sebagai Orang Islam tentunya ingin sukses baik dikehidupan dunia maupun akhirat sebagaimana digambarkan dalam doa kita robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasana waqina azabannar.

Untuk meraih kesuksesan Dunia Akhirat itu, Allah telah menuliskan tips-tipsnya di dalam bukunya yang Fenomenal yaitu Al-Qur’an. Setidaknya ada 12 ayat yang menjelaskan tentang wa ulaikahumul muflihun, atau mereka itulah orang-orang yang yang akan mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, keberhasilan.

Kalau diklafikasikan ke dalam beberapa item maka sedikitnya ada 8 kunci untuk meraih sukses yang Allah janjikan.

1. Bertaqwa (Al Muttaqin) Al Baqarah 1-5 dan Luqman 5 Continue reading →

Memaafkan Orang Lain

Kita pasti pernah mengalami sakit hati, dengan berbagai macam sebab, ada yg diputus kekasih, atau mungkin pernah kehilangan barang dicuri maling, mungkin juga dizalimi orang, dan rasanya ingin sekali melampiaskan dendam kesumat yg bersarang di hati kita, dan takkan sudi memaafkannya sampai mati..atau kalau boleh disantet biar cepat mati.

Orang-orang yang terlihat cemas, takut, marah, dan bermusuhan kemungkinan kurang memaafkan orang lain setelah waktu yang lama berlalu. Orang yang tidak bisa memaafkan memang merasa lebih cemas, bermusuhan, takut, dan marah. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memaafkan lebih bahagia dan sehat daripada mereka yang menyimpan kebencian.

memaafkan memang tidak mudah, tapi sesungguhnya memelihara kebencian dan dendam terlalu lama dalam hati kita justru berakibat buruk bagi kesehatan kita baik lahir maupun batin. karena sesuai penjelasan Rasul bahwa di dalam tubuh kita terdapat segumpal daging (mudghah) yang apabila baik daging tsb, maka baiklah seluruh tubuh, namun jika sakit, maka seluruh tubuh juga akan sakit.

Memaafkan orang lain adalah merupakan syarat  mendapatkan kemaafan dari Allah, orang yang pelit memberi maaf maka jangan harap Allah akan sudi memberinya maaf.. Allah jelaskan dalam surat Annur dalam kisahnya Aisyah yang difitnah berselingkuh dgn sahabat Nabi. kalau boleh dibilang.. memfitnah istri Nabi adalah kesalahan yang paling tidak termaafkan, akan tetapi Allah menyuruh untuk  memberi kemaafan, wal ya’fu wal yasfahu, ala tuhibbuna an yaghfirallahu lakum? hendaklah kalian memberi mereka kemaafan dan berlapang dadalah, apakah kalian tidak ingin Allah memaafkan kalian?

Memberi maaf juga merupakan syarat untuk masuk surga dan mendapat keampunan Allah, seperti yang dijelaskan Allah dalam surat Ali Imron 143, wal afina ‘anin naas orang-orang yang bertaqwa yang Allah janjikan ampunan dan Syurga salah satunya adalah orang yang pemaaf.

ketika kita melakukan kesalahan kepada orang lain mengapa kita mohon diri kita untuk dimaafkan, akan tetapi ketika orang lain berbuat kesalahan kita malah menyimpannya erat2 dalam hati kita.

memaafkan orang lain bukan berarti kita lemah, justu kita menjadi orang yang sangat kuat, kata Nabi orang yang kuat bukan orang yang jago berkelahi, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan emosinya.. 

Suatu ketika seorang pria bertanya kepada Rasulullah saw tentang akhlak yang baik, maka beliau membacakan firman Allah, “Jadilah engkau pemaaf dan perintahkan orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS al-A’raaf: 199). 

Kebencian kronis mempunyai efek melemahkan Anda. Ini menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan terluka dari waktu ke waktu. Emosi ini melepaskan hormon kortisol pada sistem tubuh. Di sisi lain, belajar untuk memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, antara lain:

  • Meningkatkan respon imunitas.
  • Menurunkan tekanan darah.
  • Meningkatkan tidur.
  • Mengurangi kecemasan dan depresi.
  • Meningkatkan harga diri.
  • Memberikan ketenangan pikiran.

Jadi mengapa tidak mencoba untuk menanamkan kebiasaan yang menawarkan manfaat kesehatan begitu banyak?

Mengapa harus memaafkan?

Kita mungkin telah terluka oleh sesuatu yang dilakukan orang lain terhadap kita di masa lalu. Mungkin kita tidak ingat alasannya. Namun, kita ingat rasa sakit yang dialami sangat jelas dan membawa dendam ke mana pun kita pergi. Dendam mempengaruhi kualitas hubungan terhadap yang lain dan sikap kita terhadap kehidupan. Memaafkan memang tidak mudah, namun pasti akan membawa kita pada jalan kebahagiaan.

Orang yang telah menyakiti kita mungkin tidak menyadari apa yang terjadi. Namun hanya bila berkubang dalam emosi ini tentu akan mempengaruhi kesehatan. Dukunglah diri sendiri dan biarkan rasa itu pergi.

Bagaimana cara memaafkan diri sendiri?

  • Menerima situasi. Apa yang terjadi di masa lalu tidak dapat dikembalikan. Jadi, terimalah kenyataan. Tidak ada yang sempurna, semua orang pernah membuat kesalahan.
  • Lanjutkan. Memaafkan tidak berarti melupakan apa yang terjadi. Ini hanya berarti kita tidak akan lagi menciptakan emosi yang sama yang kita rasakan, berulang dalam pikiran. Belajarlah dari situasi itu dan lanjutkan hidup.
  • Tetap jauh dari sikap negatif. Kata-kata yang sangat kuat. Tidak ada dan tidak pernah menanam dalam memori kita, kalimat seperti “Saya tidak akan pernah bisa berbicara dengan orang itu” atau “Saya tidak akan pernah melupakan apa yang ia lakukan kepada saya”, dll. Itu semua harus dihindari. Cari tahu satu titik positif dalam setiap situasi, dan coba mengingatnya.
  • Tuliskan ke bawah dan hancurkan. Tuliskan semua hal yang kita pikir telah melakukan kesalahan atau bagaimana orang lain telah bersalah pada kita. Menulis akan membantu menjelaskan dalam pikiran kita. Setelah lakukan itu, bacalah dan buang itu ke tempat sampah. Cara ini akan membantu kita dalam mendapakan masalah yang belum terselesaikan dari kepala kita.
  • Berhenti menilai diri sendiri. Miliki kekuatan dan keberanian untuk membiarkan diri menjadi mempan. Jadilah baik dan penuh kasih pada diri sendiri. Pilih untuk mengampuni diri sendiri dan kemudian bergerak maju serta melepaskan masa lalu. Jika kita berpikir ada orang lain yang bersalah kepada kita, coba dekati orang itu, berbicaralah padanya dan minta maaf. Dengan cara ini, kita meredakan diri sendiri dari penyiksaan batin karena berpikir terus tentang hal ini.

Mudah-mudahan kita mampu menjadi Insan yang Pemaaf seperti yang ditauladankan oleh Nabi Muhammad SAW..

Menjadi Ayah yang Amanah

Menjadi Ayah yang Amanah

 Dalam sebuah Konferensi Internasional Ayah dunia : ada sebuah catatan penting yang menyebutkan bahwa Penyebab sosial prilaku menyimpang pada anak-anak adalah lapar ayah (father hunger).

Banyak anak yang bermasalah dalam hidupnya disebabkan karena Anak-anak tersebut lapar teladan ayah, lapar pelukan dan belaian ayah, lapar waktu ayah, lapar pengorbanan ayah. Banyak anak yang memiliki ayah secara fisik tapi yatim secara psikologis. Karena ayahnya jarang hadir dalam hidupnya.

Dalam kitab tuhfatul maulud Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa penyebab kerusakan sosial di masyarakat, penyebab penyimpangan pada anak2 ketika ditelusuri adalah para ayah yang tidak amanah. Ayah yang tidak amanah terhadap anak2 ini lah yang menyebabkan fenomena lapar ayah saat ini.

Fenomena ”lapar” ayah dapat dibagi dua golongan.

Yang pertama adalah ketidakhadiran sang ayah secara fisik. Yang masuk golongan itu adalah para ayah yang tidak berada dalam keluarga karena bercerai atau meninggal dunia. Golongan kedua adalah ayah yang hadir, tetapi tidak banyak terlibat. Itu adalah ayah yang tinggal di rumah bersama dengan anak-anak, namun dia tidak memiliki banyak waktu untuk bergaul akrab dengan mereka. Dia hadir secara fisik, namun tidak tersedia secara emosinya. Entahlah, hal itu mungkin terjadi karena tuntutan pekerjaan yang menguras emosinya atau malah tidak memiliki bayangan tentang bagaimana melibatkan diri dalam kehidupan sang anak. Continue reading →

MAULID NABI DALAM UPAYA MENGENANG NABI DAN TERUS MENCINTAINYA

Sejarah Kelahiran

Hari ini kita berada di Bulan Rabiul Awal. Sebuah bulan yang agung karena menurut para ulama dan ahli sejarah di bulan inilah lahir seorang Nabi yang Mulia Muhammad SAW. Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal atau ada yang berpendapat 9 Rabiul Awal, pada tahun Gajah. Disebut Tahun Gajah Karena pada waktu itu Bangsa Arab belum menetapkan bilangan Tahun untuk Kalendernya, sehingga hitungan tahun disandarkan pada kejadian-kejadian besar pada tahun tersebut, Pada tahun dimana Muhammad lahir terjadi peristiwa besar yaitu penyerangan Tentara bergajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah dari Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah yang menjadi pusat objek ziarah para wisatawan, dia ingin mengalihkan wisatawantsb ke Yaman untuk menambah devisa wisatanya sampai dia membangun simbol yang lebih besar dan lebih indah untuk menjadi daya tarik. Rupanya usahanya ini tidak berhasil sehingga dia memutuskan untuk menghancurkan Kabah dengan membawa balatentara yang besar. Tapi pasukan besar ini hancur luluh hanya dengan pasukan kecil burung ababil. Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam Al-Quran surat Alfiil.

Menurut beberapa ahli sejarah, Ketika Muhammad dilahirkan banyak kejadian-kejadian yang menakjubkan yang terjadi, antara lain api penganut agama majusi di Persia padam setelah 1000 tahun tidak pernah padam, Patung-patung di Kabah jatuh, beliau lahir dalam keadaan bersih dan sudah terpotong tali pusarnya bahkan menurut riwayat sudah terkhitan. Pertumbuhan badannya begitu cepat. Umur 3 bulan dapat berdiri, umur 5 bulan dapat berjalan, umur 9 bulan telah cukup kuat dan berbicara lancar. Beberapa hari Beliau menyusu kepada Ibunya, kemudian disusukan oleh Tsuwaibatul-Aslamiah, budak Abu Lahab yang dimerdekakannya setelah mendengar Nabi Muhammad saw lahir. Sehingga menurut Hadits Abu Lahab dibebaskan dari Azab kubur setiap hari senin karena kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi.

Kegembiraan dan kecintaan kepada Nabi inilah yang kemudian oleh generasi-generasi berikutnya diperingati dan dijadikan momentum khusus sampai saat ini. Dalam beberapa literatur ditulis bahwa peringatan maulid Nabi yang pertama kali dilaksanakan adalah oleh Raja Irbil dari Iraq, bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah.

Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata:

Continue reading →

QADHA SHOLAT

Apakah ada kewajiban Qadha bagi orang yang meninggalkan sholat? Para Ulama sepakat bahwa wajib Qadha bagi orang yang lupa dan tertidur. Tapi mereka berselisih tentang orang yang sengaja meninggalkannya dan orang yang pingsan.

Dasar hukum Qadha bagi yang lupa atau tertidur adalah hadits Nabi

“رفع القلم عن ثلاث” فذكر النائم وقوله “إذا نام أحدكم عن الصلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها”

Tidak berlaku hukum bagi tiga keadaan”, salah satunya adalah orang yang tertidur sampai dia bangun

dan hadits lain “jika salah seorang diantara kamu tidur ketika masuk waktu sholat atau dia lupa maka hendaklah dia sholat ketika dia ingat”

dan terdapat juga riwayat bahwa Nabi tertidur sampai lewat waktu sholat kemudian beliau mengqadhanya.

Sedangkan orang yang sengaja meninggalkannya sampai berakhirnya waktu. Maka Jumhur Ulama memandang dia berdosa, dan wajib qadha kepadanya, dan sebagian ulama Zhahiri memandang tidak wajib qadha tapi dia berdosa. Salah satunya adalah pendapat Abu Muhammad bin Hazm.

Sebab Perbedaan

Ada dua hal yang membuat perbedaan :

  1. Kebolehan Qiyas dalam syariat
  2. Qiyas orang yang sengaja kepada orang yang lupa

Maka bagi yang memandang bahwa wajib qadha bagi orang yang lupa yang dibolehkan syariat dalam banyak hal, maka orang yang sengaja tentu lebih wajib baginya untuk qadha karena syariat tidak memberinya kelonggaran.

Sedangkan yang menyatakan lupa dan sengaja adalah dua hal yang berbeda, maka dua hal yang berbeda tidak dapat diqiyaskan karena hukumnya juga berbeda, yang bisa diqiyaskan adalah yang memiliki kesamaan. Tidak boleh qiyas sengaja kepada lupa. Karena sengaja adalah lawan dari lupa. Maka qiyas tidak berlaku karena lupa dibolehkan sedangkan sengaja tidak.

Sedangkan orang yang pingsan maka sebagian kelompok menggugurkan kewajiban qadha untuk sholat yang terlewat waktunya. Sedangkan kelompok lain tetap mewajibkan qadha. Sebab perbedaannya adalah apakah pingsan diserupakan seperti tidur atau gila. Maka bagi yang memandang serupa seperti orang tidur maka dia wajib qadha, dan siapa yang memandang seperti orang yang gila maka gugur kewajiban qadha.

Menyentuh Bukan Muhrim Membatalkan Wudhu?

Ulama berbeda pendapat tentang apakah wajib berwudhu ketika menyentuh perempuan dengan tangan ataupun anggota tubuh yang lain.

  • Syafiie : menyentuh perempuan tanpa penghalang atau hijab maka wajib wudhu. Termasuk menciumnya, karena mencium termasuk lams (menyentuh). Baik dengan syahwat atau tidak
  • Maliki : Wajib Wudhu jika disertai Syahwat baik ada pelapis atau tidak, kecuali ciuman wajib berwudhu baik ada syahwat atau tidak
  • Hanafi : menolak wajib berwudhu karena menyentuh wanita.

Sebab Perbedaan :

Pemahaman Terhadap ayat {أو لامستم النساء}

Kata lamasa dalam lisan Arab bermakna ganda : 1. Menyentuh secara harfiyah 2. Menyentuh secara kinayah atau bermakna jima’.

Syafii berhujjah bahwa jika ada berlawanan antara makna hakiki dan majaz, maka yang lebih utama digunakan adalah makna hakiki kecuali ada dalil yang mendukung makna majazi.

Ulama yang berpendapat tidak membatalkan wudhu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lams pada ayat tersebut adalah jima’ . hal ini didukung oleh hadits yang menyebutkan bahwa Nabi menyentuh kaki Aisyah ketika sedang sujud. Dan hadits dari Aisyah juga yang mengatakan bahwa Nabi mencium istrinya ketika hendak pergi sholat dan beliau tidak lagi berwudhu.